Selasa, 14 Juni 2016

PLN Minta Pemda Atasi Masalah Lahan

PADANG SIDEMPUAN — PT PLN Unit Induk Pembangunan II meminta pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat penyelesaian pembebasan lahan di jalur pembangunan kelistrikan di Sumatra Utara. Pada saat ini PLN UIP II tengah membangun kelistrikan 275 KV dari Padang Sidempuan hingga Binjai.
General Manager PLN UIP II Jurlian Sitanggang merinci, pihaknya tengah membangun beberapa proyek kelistrikan yakni Gardu Induk Padang Sidempuan, Sarulla, Galang, saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) Galang—Binjai, Galang—Simangkuk, Simangkuk—Sarulla dan Sarulla—Padang Sidempuan.

"Untuk Gardu Induk Padang Sidempuan sudah hampir jadi. Kami menargetkan, pada Desember 2016 sudah harus beroperasi sampai ke Binjai. Selain membangun jalan tol listrik ini, kami juga sedang membangun transmisi. Kami berharap nantinya jalan tol ini akan membawa listrik dari Sumatra bagian Selatan. Keseluruhan kapasitas jalan tol lis trik ini bisa membawa 2.000 MW," papar Jurlian di sela-sela road show bertajuk Membangun Tol Listrik Menuju Sumut Terang, Selasa (31/5).
Kendati demikian, lanjut Jurlian, pembangunan ini tidak akan berjalan mulus, khususnya tanpa dukungan dari pemerintah kabupaten/kota. Menurutnya, pemkab/pemkot berkewajiban untuk mendorong penerimaan masyarakat terhadap pembangunan yang sedang ber langsung.
Dia menuturkan, selama ini banyak pemkab/pemkot yang hanya berucap mendukung penuh pem bangunan kelistrikan di Sumut, tanpa dukungan nyata. Tak hanya pemkab/pemkot, instansi terkait lainnya seperti Polda Sumut, Kejaksaan Tinggi, hingga masyarakat harus terus mendukung upaya perseroan.
Adapun, sebut Jurlian, saat ini untuk pembangunan tapak menara (tower) dari Padang Sidempuan menuju Binjai yang sudah dibebaskan lahannya mencapai 98%.
"Kami sudah mengikuti ketentuan. Jika memang ada kompensasi, nilainya sudah ditentukan oleh appraisal. Untuk di Padang Sidempuan sudah hampir selesai . Yang lebih berat di Galang dan Bin jai. Untuk Sarulla saat ini di Desa Pardamean sedang berdiskusi," tambah Jurlian.
Lebih lanjut, dia menargetkan, untuk pembangunan tol listrik dari Padang Sidempuan hingga Sarulla selesai pada akhir Juni 2016. Adapun saat ini, tengah dilakukan pengujian panas bumi PLTP Sarulla.
Selanjutnya, pada awal Juli 2016 pengujian di targetkan sudah selesai dan diharapkan bisa langsung menyalurkan listrik. "Pada November 2016, kami menginginkan satu unit pembangkit di Sarulla sudah bisa menyalurkan listrik," ucapnya.
Sekretaris Daerah Kota Padang Sidempuan Zulfeddi Simamora mengatakan, akan terus men dukung program tol listrik tersebut. Dia mengakui saat ini yang menjadi masalah utama adalah pembebasan lahan.
"Namun, masyarakat harus mengerti bahwa ketersediaan lis trik dapat meningkatkan ke - giatan perekonomian mereka. Untuk daerah ini penting, karena dapat meningkatkan investasi yang masuk," papar Zulfeddi.
Asisten I Pemerintahan Umum Pemprov Sumut Hasiholan Silaen menyebutkan, masalah pembebasan lahan harus segera diselesaikan untuk mempercepat pembangunan.
"Kalau memang dibutuhkan kompensasi ya silakan dihitung. Tapi semua harus dilakukan sesuai ketentuan. Jangan ada yang dibuat-buat seperti surat tanah dan lainnya. Kalau semua ketentuan sudah dijalani, PLN didampingi kejaksaan, tapi masih ada masyarakat yang tidak mau menerima, silakan konsinyasi," ungkap Hasiholan.
Berdasarkan data proyek gardu induk PLN UIP II, GI Binjai ber - ka pasitas 2 x 250 MVA, GI Galang 2 x 500 MVA, GI Sarulla 2 x 250 MVA, dan GI Padang Sidempuan 2 x 250 MVA. Sementara itu, untuk pembangunan SUTET, Galang—Binjai 158 menara, Galang—Simangkuk 409 menara, Simangkuk—Sarulla 231 menara, dan Sarulla—Padang Sidempuan 186 menara.
PERPANJANG KONTRAK
Sementara dari Simalungun, PLN menyatakan siap mengoperasikan 28 megawatt (MW) listrik di Pulau Nias untuk mengantisipasi krisis listrik.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin mengatakan pihaknya berencana memperpanjang kontrak mesin pembangkit milik American Power Rent (APR) sampai Desember 2016. Namun, APR tidak bersedia, sehingga PLN hanya memperpanjang sampai 11 Juni 2016.
Dari komitmen pasokan listrik di Nias sebanyak 28 MW, katanya, sampai saat ini yang sudah terpasang mencapai 22,5 MW.
Amir mengungkapkan, kini APR sudah tak mengoperasikan mesin genset dengan daya18 MW, tinggal 2 MW yang masih dipasok untuk Nias. Namun, bila kontrak berakhir pada 11 Juni 2016, katanya, APR tidak akan memasok listrik untuk Nias.
Saat memasok listrik se besar 28 MW ke Nias, Amir mengklaim, perseroan tidak memiliki kendala dan rencana masih berjalan sesuai rencana. “Kami sudah komitmen mengganti pasokan listrik APR dan on progress,” katanya di Parapat, baru—baru ini.
Berdasarkan keterangan resmi PLN, saat ini mesin pertama di Nias sebesar 13 MW telah melalui uji kelayakan, sedang berada dalam tahap uji coba sebesar 5 MW telah berhasil masuk dalam sistem kelistrikan dan diperkirakan dapat beroperasi secara maksimal pa da 21 Mei.
Selain itu, terdapat juga mesin kedua sebesar 7 MW sedang dalam tahap instalasi pipa BBM, dan diperkirakan dapat beroperasi pada 22 Mei. PLN juga telah menyiapkan mesin ketiga yang ditempatkan di Teluk Dalam dengan kapasitas sebesar 6 MW, diperkirakan akan beroperasi pada 29 Mei.
Sementara itu terkait kontrak mesin pembangkit milik American Power Rent (APR) dengan PLN, perseroan pun menyampaikan telah memenuhi kewajiban untuk membayar kontrak di lokasi Idanoi dan Moawo.
PLN pun telah mengirim surat ke pihak APR sebanyak tiga kali agar APR segera mengajukan tagihan dan pembayaran dapat segera dilakukan.
Adapun untuk lokasi Medan, PLN telah melakukan pembayaran sebesar 50% dari total tagihan, di mana sisa pembayaran akan dilakukan oleh PLN setelah audit eksternal selesai. Hingga saat ini audit eksternal masih berjalan.
Selain itu terkait dengan penawaran pihak APR kepada PLN untuk membeli mesin sebesar 2×10 MW di Idanoi dan Moawo dengan harga US$11,5 juta, hingga saat ini PLN masih menunggu detail spesifikasi mesin pembangkit.
 [sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar