Kamis, 03 November 2016

PLN Sumut Dapat Tambahan Daya Baru Tahun Ini


PT PLN (Persero) tahun ini mendapatkan tambahan daya 250 MW dari pembangkit baru. Dua pembangkit itu Independent Power Producer (IPP) Sarulla Operations Ltd (SOL) 1x110 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 3x25 MW.
Tambahan daya itu untuk menambah kemampuan distribusi PLN ke pelanggan. Serta dapat melayani pelanggan baru PLN skala besar di antaranya di Kota Medan untuk Podomoro, Center Point dan beberapa pelanggan industri lain.

"Untuk tahun ini, kita dapat tambahan daya baru dari pembangkit yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini. Rencananya tahun ini akan beroperasi, sesuai target kita. diantaranya Pembangkit Panas Bumi Sarulla itu kapasitas 1x110 MW itu," kata Deputi Manager Hukum dan Humas PT PLN Wilayah Sumut Mustafrizal, Rabu (26/10), di kantor PLN Wilayah kawasan Jalan Yos Sudarso Glugur.

Mustaf mengatakan pembangkit baru lainnya adalah PLTMG Paya Pasir di Marelan kapasitas 3x25 MW. Keduanya akan menjadi sumber tambahan daya baru untuk PLN, mengingat kebutuhan akan listrik terus meningkat.

"Progres pembangkit PLTP Sarulla itu resmi Independent Power Producer (IPP) atau swasta. Ada PLTMG Paya Pasir juga kapasitas 3x25 MW sedang progres. Di Paya Pasir itu saat ini dikerjakan oleh PLN Bright dari Batam," ujarnya.

Untuk kapal pembangkit MPP kapasitas 240 MW itu diperkirakan akan mulai diujicoba berlabuh di Belawan pada tahun ini dan akan beroperasi tahun depan. Untuk kapal pembangkit yang sama untuk Gorontalo sedang beroperasi juga.

"Di Belawan itu diperkirakan akhir Oktober ini akan berlabuh dan dilakukan pemasangan wayar di laut. Jadi, nanti juga akan dicari lokasi yang tepat agar mengganggu lalu lintas kapal lain disana. Panjang kapal itu sekitar 300 meter, kawasan itu juga harus clear dari lalu lintas laut," jelasnya.

Mustaf menjelaskan, masalah pemadaman terjadi di Sumut sebenarnya terjadi karena adanya kapasitas pembangkit yang tidak dioperasikan dan sedang pemeliharaan. Butuh waktu satu bulan seperti Inalum dan Asahan.

"Kondisi defisit sempat seminggu itu karena adanya pemeliharaan itu. Pemulihan sampai puncak kemampuan maksimal pembangkit, itu butuh waktu setidaknya sepekan. Karena tidak bisa langsung dihidupkan lalu bisa beroperasi maksimal. Apalagi kita memperhatikan juga banyak event besar di bulan Desember, itu juga sangat genting. Seperti Natal dan Tahun Baru," jelasnya.

Dia menegaskan, pemadaman yang dilakukan oleh PLN ke pelanggan rumah tangga itu karena sudah pilihan terakhir. Sesuai prosedur, jika terjadi defisit listrik akibat adanya pemeliharaan pembangkit maka opsi pertama pemadaman adalah pelanggan industri.

"Kalau defisit itu, pertama yang kita padamkan KIM itu. Jika tidak cukup juga, maka kita padamkan industri menengah seperti hotel, restaurant atau mal. Lalu, jika tidak cukup juga baru kita padamkan pelanggan Rumah Tangga. Itu pilihan terakhir, jika masih defisit. Padahal, sebenarnya pelanggan industri itu tarif komersil, bukan tarif subdisi seperti rumah tangga. Itu pilihan terakhir pemadaman," tegasnya. (sulaiman achmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar